Indonesia
Sample text
Total Tayangan Halaman
Diberdayakan oleh Blogger.
Advertising
Translate
Social Icons
Labels
Followers
About Me
- Septian Cahyo Putro
- Depok, Jawa Barat, Indonesia
- Pendidik di Bizsmart School Depok
Labels
Blog Archive
Featured Posts
Archive for 2015
“ALLAH PANTESIN BUAT KITA”
“ALLAH PANTESIN BUAT KITA”
“Kalo kita dateng ke Allah, Allah pantesin buat kita”
“Jabatan kita udek, dunia kita udek, Allah ga kita udek”
(Ust. Yusuf Manshur)
Kalimat nasihat sederhana ini selalu terngiang di telinga saya. Begitu juga dengan cerita yang mengikutinya. Ada anak muda, dapat panggilan kerja. Malamnya dia dapat saran dari neneknya untuk tahajud. Paginya karena tidak biasa tahajud dia ketiduran di bus, harusnya turun di Wisma Nusantara bablas sampai Arion.
Begitu bangun kaget dia lihat jam sudah jam 11. Akhirnya dia balik lagi naik bus yang sama, di tengah perjalanan bertemu bapak-bapak, mereka mengobrol dan ternyata tujuannya sama, mau ke Wisma Nusantara.
Begitu sampai di sana, anak muda ini kaget, ratusan orang mengantri untuk wawancara pekerjaan yang sama. Dan lebih kaget lagi si Bapak tiba-tiba bilang, “Suratnya mana surat?” Si anak muda bingung diberikanlah surat itu sama si Bapak. Lalu si Bapak bilang, “Ini saya yang tanda tangan nih! Yaudah ayo langsung ke kantor saya!”.
Si anak muda dengan kaget dan panik bilang, “Tapi kan saya telat pak?”, “Ya sama bosnya kan juga telat”, jawab si Bapak.
MasyaAllah, inilah yang disebut kuasa Allah. Kalau kita mengutamakan Allah dalam tiap urusan, maka Allah akan mudahkan urusan kita. Percaya deh!
Saya sering dapat tugas kuliah yang sama sekali saya tidak mengerti, sekalinya ada referensi bahasa Inggris (saya paling ribet baca bahasa Inggris), tapi ketika saya mohon sama Allah petunjuk, Alhamdulillah, selalu saja saya dapat buku yang di dalamnya udah mencakup semua jawaban ditambah lagi bukunya berbahasa Indonesia. Allahuakbar! Saat teman-teman saya masih pusing dengan tugasnya, saya sudah selesai. Hebatnya lagi, ini kejadian bukan Cuma sekali.
Kadang kita pusing-pusing cari referensi ke sana ke mari, buka buku ini itu, googling jurnal sampai kuota tiris, begadang-begadang tak keruan. Tapi kita lupa sama yang Maha Memiliki Ilmu, kita lupa kalau Allah sebenarnya yang punya itu ilmu. Dosen-dosen, buku-buku, peneliti-peneliti, professor-profesor, itu cuma perantara saja buat menyampaikan ilmu itu. Jadi kalau mau paham suatu ilmu, ya dekatkan saja sama yang Maha Memiliki Ilmu, kalau pendekatan kita bagus, insyaAllah dikasih ilmu yang orang lain belum tentu dapat. InsyaAllah!
Begitu juga dalam hal mencari rezeki. Kita manusia sering kalap kalau bekerja, berangkat pagi, pulang malam, sampai rumah tinggal capeknya. Lalu? Allah hanya dapat waktu sisa dari kita. Atau ada mahasiswa yang mati-matian cari beasiswa, tapi kita lupa kalau Allah yang punya rezeki itu. Allah kita tinggalkan, duniawi kita udek-udek. Coba deh dibalik, Allah dulu yang kita dekatkan, baru deh duniawi kita usahakan. InsyaAllah, hati lebih tenang.
Satu lagi, ada juga orang yang mati-matian mencari jodoh. Kenalan sana, kenalan sini, usaha dengan berbagai trik dan intrik, hehe. Tapi dia lupa, kalau Allah yang Maha Menciptakan. Coba deh, dekatkan diri pada penciptanya, kalau pendekatan kita baik, insyaAllah dikasih, mau sama ciptaan dia yang mana. Tapi juga jangan lupa, Allah selalu kasih yang terbaik buat kita, meski kadang bukan kemauan kita. Kalau sudah begini, ya balik lagi sama Allah. Supaya diberi hati yang ikhlas dan lapang.
Intinya, seperti kata Ust. Yusuf Manshur, “kalo kita dateng ke Allah, Allah pantesin buat kita!” Ini ciyus lho, beneran!
Tiada daya dan upaya, kecuali atas kehendak Allah Swt.
Septian Cahyo Putro, 29 Desember 2015
*Di sela tugas UAS dan berbagai kegundahan yang belum mereda.
“Kalo kita dateng ke Allah, Allah pantesin buat kita”
“Jabatan kita udek, dunia kita udek, Allah ga kita udek”
(Ust. Yusuf Manshur)
Kalimat nasihat sederhana ini selalu terngiang di telinga saya. Begitu juga dengan cerita yang mengikutinya. Ada anak muda, dapat panggilan kerja. Malamnya dia dapat saran dari neneknya untuk tahajud. Paginya karena tidak biasa tahajud dia ketiduran di bus, harusnya turun di Wisma Nusantara bablas sampai Arion.
Begitu bangun kaget dia lihat jam sudah jam 11. Akhirnya dia balik lagi naik bus yang sama, di tengah perjalanan bertemu bapak-bapak, mereka mengobrol dan ternyata tujuannya sama, mau ke Wisma Nusantara.
Begitu sampai di sana, anak muda ini kaget, ratusan orang mengantri untuk wawancara pekerjaan yang sama. Dan lebih kaget lagi si Bapak tiba-tiba bilang, “Suratnya mana surat?” Si anak muda bingung diberikanlah surat itu sama si Bapak. Lalu si Bapak bilang, “Ini saya yang tanda tangan nih! Yaudah ayo langsung ke kantor saya!”.
Si anak muda dengan kaget dan panik bilang, “Tapi kan saya telat pak?”, “Ya sama bosnya kan juga telat”, jawab si Bapak.
MasyaAllah, inilah yang disebut kuasa Allah. Kalau kita mengutamakan Allah dalam tiap urusan, maka Allah akan mudahkan urusan kita. Percaya deh!
Saya sering dapat tugas kuliah yang sama sekali saya tidak mengerti, sekalinya ada referensi bahasa Inggris (saya paling ribet baca bahasa Inggris), tapi ketika saya mohon sama Allah petunjuk, Alhamdulillah, selalu saja saya dapat buku yang di dalamnya udah mencakup semua jawaban ditambah lagi bukunya berbahasa Indonesia. Allahuakbar! Saat teman-teman saya masih pusing dengan tugasnya, saya sudah selesai. Hebatnya lagi, ini kejadian bukan Cuma sekali.
Kadang kita pusing-pusing cari referensi ke sana ke mari, buka buku ini itu, googling jurnal sampai kuota tiris, begadang-begadang tak keruan. Tapi kita lupa sama yang Maha Memiliki Ilmu, kita lupa kalau Allah sebenarnya yang punya itu ilmu. Dosen-dosen, buku-buku, peneliti-peneliti, professor-profesor, itu cuma perantara saja buat menyampaikan ilmu itu. Jadi kalau mau paham suatu ilmu, ya dekatkan saja sama yang Maha Memiliki Ilmu, kalau pendekatan kita bagus, insyaAllah dikasih ilmu yang orang lain belum tentu dapat. InsyaAllah!
Begitu juga dalam hal mencari rezeki. Kita manusia sering kalap kalau bekerja, berangkat pagi, pulang malam, sampai rumah tinggal capeknya. Lalu? Allah hanya dapat waktu sisa dari kita. Atau ada mahasiswa yang mati-matian cari beasiswa, tapi kita lupa kalau Allah yang punya rezeki itu. Allah kita tinggalkan, duniawi kita udek-udek. Coba deh dibalik, Allah dulu yang kita dekatkan, baru deh duniawi kita usahakan. InsyaAllah, hati lebih tenang.
Satu lagi, ada juga orang yang mati-matian mencari jodoh. Kenalan sana, kenalan sini, usaha dengan berbagai trik dan intrik, hehe. Tapi dia lupa, kalau Allah yang Maha Menciptakan. Coba deh, dekatkan diri pada penciptanya, kalau pendekatan kita baik, insyaAllah dikasih, mau sama ciptaan dia yang mana. Tapi juga jangan lupa, Allah selalu kasih yang terbaik buat kita, meski kadang bukan kemauan kita. Kalau sudah begini, ya balik lagi sama Allah. Supaya diberi hati yang ikhlas dan lapang.
Intinya, seperti kata Ust. Yusuf Manshur, “kalo kita dateng ke Allah, Allah pantesin buat kita!” Ini ciyus lho, beneran!
Tiada daya dan upaya, kecuali atas kehendak Allah Swt.
Septian Cahyo Putro, 29 Desember 2015
*Di sela tugas UAS dan berbagai kegundahan yang belum mereda.
Natal: Apakah benar hari kelahiran Yesus?
Berikut beberapa tinjauan mengenai sejarah natal yang saya ambil dari laman:
http://www.seputarnatal.com/sejarah_natal.php
http://www.jw.org/…/pertan…/pandangan-alkitab-tentang-natal/
http://www.arrahmah.com/…/17010-hari-natal-bukan-hari-kelah…
Laman pertama dan kedua tergolong dibuat oleh umat Nasrani. Kedua laman tersebut menyatakan tanggal 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus. Lalu mengapa tanggal tersebut diperingati sebagai hari besar umat Kristiani?
Pada tanggal tersebut bertepatan dengan hari penyembahan dewa matahari, karena tidak ingin umat Kristiani ikut-ikutan merayakan hari dewa matahari, Bapa membuat hari tandingan yang dikhususkan untuk umat Kristiani agar mereka berpaling dari kebiasaan lama. Lengkapnya silakan baca tautan di atas.
Laman terakhir adalah laman yang tergolong buatan muslim. Laman ini bahkan lebih rinci mengungkapkan kenapa tanggal 25 dijadikan perayaan hari besar umat Kristiani. Disertakan pula bukti-bukti dari Lukas 2:11 yang menyatakan 'tidak mungkin' Yesus lahir tanggal 25 Desember.
Pada laman tersebut dijelaskan pula sebab-sebab Natal masuk gereja. Lengkapnya. Silakan baca tautan di atas.
Yang ingin saya kemukakan adalah pandangan bahwa Natal bukan hari kelahiran Yesus datang bukan hanya dari umat Islam tapi juga umat Kristiani. Jika ada umat Kristiani yang masih menganggap Natal sebagai kelahiran Yesus itu berarti informasi ini belum sampai kepadanya atau memang sekadar ikut-ikutan tradisi.Jadi, jika ada orang Islam mengucapkan, "Pantaskah kita mengucapkan, Selamat Hari Lahir Tuhan?" kepada rekannya yang Kristiani, berarti terjadi kerancuan di sini. Pertama, umat Islamnya tidak tepat mengungkapkan alasan tidak bolehnya mengucapkan itu. Kedua, umat Islam tidak paham kalau Natal sebenarnya bukan peringatan hari lahir.
Tindakan yang lebih baik adalah tidak perlu mengucapkan itu. Kenapa? Pertama, karena dalam agama Kristiani, Natal itu bukanlah ajaran agama, kalaupun ajaran agama bukan berarti kita boleh mengucapkan. Kedua, karena jika kita mengucapkan itu berarti kita tidak mengerti dan membaca sejarah, sehingga tertular 'kebodohan' dan mendukung pembodohan sejarah. Menurut saya pribadi, itulah dua alasan yang tepat bagi muslim tidak mengucapkan selamat Natal. Agak jauh dari urusan aqidah memang, tapi lebih ke persoalan nalar.